Bangsad..!!
Bedebah..!!
Teriakku suatu ketika tahi cicak mampir dikepalaku.
Betapa geramnya aku. Melihat warna hitam putih kecil dan berbau bacin masya Allah..Ku incar2 cicak itu dg sapu.
Tp apalah daya dia lebih gesit ketimbang aq. Dia masuk disela sela ternit rumah.
Aq pun duduk dg kesal. Namun batinku berfikir keras. Kenapa aq marah ya?? Kuteliti satu persatu alasan kenapa aq marah.
1-sembarangnya cicak berak diatasku.
2- kosong
3- kosong
4- kosong pula.
Ternyata alasanku marah kepada cicak adalah sebuah alasan yg sangat lemah sekali,
dan lgsg dipatahkan dg 1 pemikiran hati. Kalo cicak itu tak bersalah.
Mana tahu ia kalo dibwhnya ada makhluq yg marah menerima tahi-nya. Mana
bisa ia membedakan antara kepala manusia dan WC umum?
=====================
Namun kemarahanku menghasilkan beberapa kerugian yg amat banyak, diantaranya:
1- kemarahanku hanya membuang2 energi, sebab ternyata kemarahanku tak
membuat cicak menghentikan kebiasa'an buruknya e'ek sembarangan.
2- aku kehilangan pahala kesabaran.
3- aq kehilangan pahala keikhlasan dalam thoharoh (Membersihkan kotoran cicaknya).
4- aku kehilangan hikmah jatuhnya tahi cicak dikepalaku.
Betapa setelah kusadari dg lembut, peristiwa itu ternyata adalah
tambahan pahala untukku. Bahwasanya Allah yg maha pengasih sedang
memberi aq dua pahala sekaligus dlm 1 peristiwa. Yaitu pahala sabar, dan
pahala thoharoh.
Ternyata aq gagal mendapatkan keduanya. Dan gagal menasehati cicak dg
kemarahanku agar ia meninggalkan kebiasa'an buruknya, yaitu berak
sembarang tempat.
Lalu aku pun mulai berfikir, yg gila itu siapa?? Aq atau cicak??
Cicak tak punya akal untuk meminta maaf, atau menyadari kemarahanku, sedang aq punya akal dan hati untuk memaafkan dan bersabar.
Akhirnya tahu lah aq. Aq bukanlah orang yg baik, dan cenderung menuruti
nafsu em0si yg tak menghasilkan manfaat apa2 kecuali kesia sia'an.
ya Allah.. Jadikanlah hamba orang yg punya kelapangan dada. Dan hati yg
berakhlaq mulia. Amiin ya Robb.. Robbuna wa robbu kulli syaii'
UNDER MAINTENANCE
Toyyib..